Sunday, 13 October 2013

Fenomena Ditindih Ketika Tidur



Tidur nyenyak dan berkualiti punya arti penting bagi kesihatan. Semua orang ingin terlelap pada malam hari supaya bisa terbangun pagi hari dalam keadaan prima. Namun, apa jadinya bila dalam tidur, tubuh seketika tidak boleh bergerak ditambah adanya suara dan penglihatan wujud yang mustahil ada? Keadaan semakin aneh kerana pada saat itu seseorang berada antara sedar dan tidak.

Kejadian yang disebut ketindihan ini kerap dihubungkan dengan adanya makhluk halus atau kejadian mistik yang ada di lingkungan sekitar. Meski merupakan kejadian yang tidak asing , ketindihan yang juga disebut sleep paralysis ini tidak berkaitan sama sekali dengan hal berbau mistik .

Ketindihan semata merupakan tanggapan tubuh atas kurangnya jam tidur yang dimiliki sehingga tubuh merasa sangat lelah. "Sleep paralysis menyebabkan tubuh berada antara sedar dan tidak. Dalam keadaan ini sangat mungkin seseorang melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada ," kata pakar tidur , dr Andreas Prasadja , RPSGT , kepada Kompas Health , Rabu ( 10/9/2013 ) .

Lebih lanjut , Andreas menjelaskan bahawa kitaran tidur terdiri atas ringan, sedang , dalam , hingga bermimpi. Mimpi merupakan tanda tubuh memasuki kitaran tidur rapid eye movement (REM ) yang ditandai gerakan mata yang cepat.

Pada saat tidur REM , badan sudah dalam keadaan sangat rileks . Dalam keadaan ini seseorang sudah sangat sukar menggerakkan tubuh atau menarik nafas dalam yang memerlukan otot tambahan . Tubuh yang sudah sangat rileks ternyata tidak dibarengi fikiran yang belum sepenuhnya masuk ke alam mimpi. Akibatnya dalam sleep paralysis , seseorang berhalusinasi melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak ada .

Dalam keadaan belum sepenuhnya tertidur , tetapi tidak mampu meggerakkan tubuh atau bernafas, tentu menimbulkan kebimbangan . Ditambah halusinasi suatu sosok atau suara , maka jadilah fenomena ketindihan yang banyak dikenal masyarakat.

" Kekurangan tidur , apalagi yang ekstrem , menyebabkan tubuh tidak boleh menyeimbangkan diri sehingga terjadi yang disebut ketindihan . Kejadian ini boleh menimpa laki -laki atau perempuan tanpa pandang usia , selama mengalami kekurangan tidur," kata Andreas .

Untuk mencegah terjadinya sleep paralysis , Andreas menyarankan untuk mencukupi jam tidur. Kecukupan jam tidur menyebabkan tubuh mempunyai masa yang cukup untuk berehat dan menukar sel yang rosak. Tidur lebih kurang 8 jam sehari juga baik untuk kemampuan konsentrasi dan ketenangan emosi saat pagi hari.

Petikan: Kompas.com

0 Comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

blogger templates | Make Money Online